Friday, April 8, 2011

KARAKTERISTIK JENIS MEDIA PEMBELAJARAN

Karakteristik Jenis Media Pembelajaran


Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak.
Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu:
1.      Media audio visual gerak, seperti: film suara, pita video, film, tv.
2.      Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara.
3.      Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara.
4.      Media visual bergerak, seperti: film bisu.
5.      Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone, slide bisu.
6.      Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
7.      Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.

Lebih lanjut Schramm, mengelompokan media dengan membedakan antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media, antara lain: komputer, film, slide, progran video. Sedangkan little media antara lain: gambar, realia sederhana, sketsa, dsb.
Berdasarkan pendapat mengenai media tersebut di atas, maka jenis-jenis media pembelajaran  dapat dikemukakan sebagai berikut. 

 A.   Media Visual Diam
 Media  cetakan dan grafis didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari  pemberi ke  penerima pesan (dari guru kepad siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti disebut “Media Grafis”.   Media grafis termasuk media visual diam, sebagaimana halnya dengan media lain media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari guru kepada siswa. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol yang menarik dan jelas. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya. Macam-macam media grafis  adalah: gambar/foto, diagram, bagan. Grafik, poster, media cetak, buku.  

1. Gambar/foto, 
Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum dan dapat mudah dimengerti oleh peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.
Kelebihan media ini ialah:   
a. Sifatnya kongkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal.
b. Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua.
c. Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.
 Kelemahannya.
a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.
b. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. 

Contoh: Foto Candi Prambanan


Contoh Diagram:
Letusan Gunung Berapi



Ciri-ciri diagram yang baik.
a. benar, diagram rapih dan disertai dengan keterangan yang jelas.
b. cukup besar dan ditempatkan secara strategis.
c. penyusunannya disesuaikan dengan pola baca yang umum dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.

2. Bagan.
Bagan merupakan media yang berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya. Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagasi secara jelas dan sederhana antara lain: Perkembangan, Perbandingan, Struktur, Organisasi. Jenis – jenis media bagan antara lain: Tree chart,  Flow chart

Contoh Bagan : Jaringan Komunikasi


3. GRAFIK (Graph)
Grafik adalah penyajian kembali data-data yang berupa angka-angka dalam bentuk visual simbolis (lambang visual).
Jenis grafik diantaranya :
a.  Grafik garis (Line Graph), yaitu grafik yang paling dapat menggambarkan data secara tepat, dapat menggambarkan hubungan antara dua kelompok data dan dapat digunakan untuk data-data yang kontinyu.


Contoh Grafik Garis



b. Grafik batang
Dalam grafik ini jumlah data dipertunjukkan dalam bentuk gambar. Yang perlu diperhatikan grafik gambar ini adalah:
1) Simbol gambar yang dipakai sendiri (self Explanatory).
2) Jumlah data yang diperlihatkan melalui jumlah gambar.
3) Jumlah besar kecilnya gambar akan dapat dibaca apabila dibawah gambar tersebut diberikan angka yang sebenarnya.

 Contoh Grafik Batang


B.  Media Display 
 
1. Papan Tulis/White Board
Salah satu media penyajian untuk PBM yang sering digunakan adalah: “papan tulis, dan white board”. Kedua media ini dapat dipakai untuk penyajian: tulisan-tulisan, sket-sket gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah agar tulisan: lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan menerimanya.
Syarat-syarat papan tulis yang baik adalah:
a. Papan tulis harus buram, tidak boleh licin atau mengkilat.
b. Warna dasar papan tulis harus lebih gelap dari alat tulis yang dipakai.
c. Warna dasar white board putih.
d. Ukuran yang ideal adalah 90 x 120 cm atau 90 x 200 cm.
e. Untuk penggunaan papan tulis atau white board diperlukan perhatian yaitu: Tulisan / gambar dipapan harus jelas dan bersih, Hindari agar papan tulis tidak terlalu penuh dengan tulisan atau gambar-gambar sehingga sulit untuk dimengerti peserta, Hapuskan tulisan/gambar tidak diperlukan lagi, Tinggalkan papan tulis dalam keadaan bersih.


Contoh Interactive white board



2.  Papan Flanel
Papan flanel adalah media visual yang efektif  untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk menempel gambar-gambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka. Karena penyajian seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian effesien.

Kelemahan Papan Flanel.
a. Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
b. Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.

 Kelebihannya:
a. Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru.
b. Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
c. Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan

d. Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.


3.  Flip Chart
Peta/flip cahrt adalah: lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang tersusun rapi dan baik. Penggunaan ini adalah salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis. Lembaran kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu secara baik agar lebih bersih dan baik. Penyajian informasi ini dapat berupa:
a. Gambar-gambar  c.  Huruf-huruf
b. Diagram    d.  Angka-angka 

Peta tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum siswa melihat peta lipat tersebut dan direncanakan tempat yang sesuai dimana dan bagaimana peta tersebut ditempatkan


Contoh Flip Chart


Cara Membuat Flip Chart
Chart tersebut harus disusun/dijilid yang serasi agar mudah untuk penyimpanannya dan untuk menghindarkan kerusakan chart. Adapun cara untuk mengkontruksi peta/chart adalah sebagai berikut:
a. Lubangi kertas chart sedemikian rupa agar mudah dijadikan satu/dijilid.
b. Buatkan dua bingkai kayu yang diikat bersama dengan kertas peta oleh dua baut (seperti pada gambar 1). Pada ujung-ujung bingkai dibuat lubang tempat tali penggantung pita.
c. Peta dengan bingkai kayu atau besi dijadikan satu dengan pengikat baut (seperti pada gambar 2). Peta ini dapat digantungkan pada papan tulis/white board, yang tidak menempel tembok/dinding.
d. Penempatan peta dapat juga digantungkan pada penyangga  dengan 3 kaki.
e. Cara lain untuk mengikat dan menyangga peta adalah dengan menggunakan papan triplek/hardboard. Papan display lainnya antara lain; papan tikar, felt board (papan berlubang)

C.  Gambar Mati Yang Diproyeksikan 
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen) .
Pada dasarnya OHP/OHT berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup besar.  Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.
OHP/OHT secara umum digunakan untuk:
a. Pengganti papan tulis dengan menggunakan pen khusus yang dituliskan pada lembaran transparan/plastik (acetate) atau gulungan transparan (scroll).
b. Tempat menunjukkan/memproyeksikan transparan yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Tempat menunjukkan bayangan (silhoutte) suatu benda.
d. Tempat menunjukkan model-model barang kecil baik  dalam bentuk gerak atau diam.
e. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan.
f. Contoh :  bagaimana gaya magnit bekerja terhadap serbuk besi.
g. Untuk menunjukkan diagram aliran suatu sistem tertentu.
h. Contoh : dengan filter khsus dapat ditunjukkan diagram aliran suatu cairan.
i. Untuk memperlihatkan suatu sistem tertentu.
 Contoh: kecepatan membukanya rana pada alat photo/tustel model S. L. R (single lens reflect).
Jenis-jenis OHP/OHT
Overhead projector sampai saat ini ada 2 macam, yaitu :
a. OHP type standard (standar lecture haal type)
b. OHP type portable (dapat dilihat dan ringan, mudah dibawa)

Bagian-bagian Pokok OHP dan Cara Kerjanya
Saat ini walaupun banyak type dan merk OHP yang dipergunakan, namun bagian-bagian pokok dari OHP tersebut pada prinsipnya sama. Di bawah ini akan dijelaskan bagian pokok dan cara kerja dari OHP.



1.     Kepala Proyektor (Proyector Head).
Kepala Projektor adalah suatu bagian yang berisi lensa-lensa objektive dan kaca pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar.
2.     Pengontrol Focus (Focus Cotrol)
Dengan memutar-mutar bagian ini kepala proyektor akan bergerak naik/turun untuk memperjelas (memfocus) gambar pada layar).
3.     Tempat transparan/benda yang akan diproyeksikan (projection stage).
4.     Lensa fresnel (fresnel lens), yaitu kondensor khusus yang berguna untuk memusatkan cahaya yang memancar dari lampu ke arah kepala proyeksi.
5.     Scroll atau rol penggulung transparan.
6.     Lampu (projection lamp).
7.     Pemantul (reflector).
8.     Kipas pendingin (van).
9.     Rumah/badan proyektor
10.  Switch/saklar pengatur untuk menghidupkan dan mematikan lampu dan motor pada kipas

Dari bagian-bagian pokok di atas dapat dijelaskan cara kerja OHP type model stanrd dan model portable, seperti pada gambar di bawah ini. Posisi / Letak Layar Dengan Ohp. Posisi layar dan letaknya juga harus diatur, sehingga gambar pada layar tidak miring atau sebagian mengecil. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur sinar yang dipancarkan dari proyektor jatuh tegak lurus pada layar. Apabila penyimpanan proyektor tidak sejajar dengan layar akan menimbulkan distorsi bayangan. Ada dua kemungkinan distorsi yaitu distorsi horizontal dan distorsi vertikal. Distorsi vertikal disebabkan penyimpanan proyektor terlalu tinggi dari layar (distorsi kebawah) atau terlalu ke bawah dari posisi layar (distorsi ke atas). Sedangkan distorsi horizontal disebabkan oleh penyimpanan proyektor terlalu ke kiri   atau terlalu ke kanan dari posisi layar.

Teknik-Teknik Penyajian
a. Pada waktu penggunaan OHP, guru dapat melakukannya sambil berdiri. Pada waktu posisi berdiri guru jangan menutup OHP terhadap layar maupun menghalangi pandangan siswa terhadap layar.
b. Bila switch/saklar kipas pendinginan dan lampu ditekan, segera sinar OHP menimpa layar. Aturlah posisi yang sebaik mungkin agar gambar pada layar tidak miring atau kurang datar/simetris.
c. Pada waktu menjelaskan pada transparan di OHP, gunakan penunjuk (pointer) atau pensil ke arah bagian-bagian penting yang sedang disajikan. 
d. Bila selesai tiap tahap penyajian penggunaan OHP dan guru akan menjelaskan lebih lanjut, matikan terlebih dahulu OHP dan alihkan perhatian siswa dari layar kembali ke guru.
e. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal-hal penting perlu ditekankan pada waktu penyajian. Hal-hal yang rumit (complex) perlu disajikan dengan menggunakan teknik berlapis (overlay) atau memakai penutup (masking) dan membukanya  sedikit demi sedikit.
f. Presentasi dengan menggunakan OHP, untuk membuat penampilan yang lebih menarik.

Penggunaan OHP

1.     Dengan alat penunjuk
Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian siswa pada
hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi bukan layar.
2.     Menulis langsung
Menulis di atas transparan pada waktu menyajikan sangat menarik perhatian bahkan pada transparan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat ditambahkan tulisan, pada waktu penyajian dengan pen khusus. Pen yang digunakan mempunyai spesipikasi warna, ukuran ( kecil, sedang dan besar) dan jenis (prmanen dan solubel). 
3.     Menunjukkan dengan membuka sedikit demi sedikit
Teknik ini penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah yang disajikan secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan.
Menjelaskan cara kerja benda
4.     Guru dapat menjelaskan cara kerja benda yang kecil, diletakkan di atas OHP, sehingga benda kerja tersebut dapat dilihat dengan jelas bagaimana letak dan kerja benda yang diproyeksikan.
5.     Menunjukkan benda dengan ukuran kecil
Dapat juga menjelaskan/ menunjukkan roda gigi yang ukurannya terlalu kecil, sehingga dapat didemonstrasikan putaran roda gigi.
6.     Penyajian dengan tumpang tindih (Overlay)
Konsep ide yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar transparan pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat ditumpangkan pada transparan pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan penyajian tersebut.
7.     Menghidupkan dan mematikan
Dengan menswitch saklar on-off yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan dapat diarahkan, bila mematikan lampu siswa akan mengarahkan perhatian kepada guru dan bila lampu dihidupkan kembali perhatian siswa akan terbawa pada layar.

Membuat Overhead Transparansi (OHT)
Dalam membuat transparan banyak cara yang dipergunakan dari yang sederhana sampai yang rumit atau memakai alat pembuat/untuk mengkopy transparan yang disebut “transparan maker” cara pembuatan transparan adalah sebagai berikut:

a.      Langsung pada Transparan (acatate)
Bahan dasar transparan berupa sejenis plastik tipis yang disebut acetate dijual dipasaran dalam kemasan 100 lembar dengan tebal 2 atau 3 macam yang berbeda. Yang umum dipakai dengan DIN – A.4, 210 x 297 mm dengan tebal 0,08 mm. Pembuatan langsung pada transparan dapat dikerjakan 2 cara yaitu:
Menuls/melukis dengan pen khusus yang berwarna warni (Transparance pen)
1)     Menggunakan set huruf (lettering set) atau sering disebut rugos.
2)     Dalam prakteknya dua cara diatas dikombinasikan atau dipakai secara bersama untuk menghasilkan transparan yang telah direncanakan terlebih dahulu.

b.     Membuat transparan dengan cara Reproduksi

Yang dimaksud dengan reproduksi disini adalah memperbanyak dengan gambar/tulisan/isi yang persis sama. Alat reproduksi yang banyak dipakai adalah mesin foto copy,  dan termofax .
Untuk membuat transparan jenis ini diperlukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
1)     Membuat lembar asli (original) yang umumnya disebut “Master” ditulis/diberi ilustrasi dengan alat tulis yang berkadar karbon tinggi, misalnya tinta cina. Untuk membuat transparan pada bahan asetat biasanya masker harus dibuat dengan karbon khusus (master dapat di foto copy).
2)     Siapkan mesin pembuat transparan (transparency copy maker) . mesin pembuat transparan bentuknya hampir sama dengan mesin di fhoto copy biasa.
3)     Siapkan film pembuat transparan (tersedia dalam beberapa jenis dan warna). Film ini ada 2 (dua) macam yaitu:
Film proses panas ada 2 permukaan, yang mengkilap dan buram. Untuk siap masuk mesin transparan, bagian buram harus ditempelkan langsung pada gambar/tulisan pada master. Pada produk 3 M biasanya diberi tanda potongan sudut pada transparannya.
          Asetat biasa dengan menggunakan karbon khusus. Master dibuat pada suatu kertas merupakan tindasan dengan karbon khusus dari gambar/ilustrasi yang direncanakan. Pemasangan pada mesin, seperti untuk pemasangan film.
Atur tombol pengatur buat penyinaran (yang mempengaruhi  gelap/terangnya hasil photo copy; pada umumnya pada kedudukan menengah. Hidupkan mesin/motornya, coba lebih dahulu dengan guntingan film transparan kecil untuk mengecek hasilnya/kerjanya.
    Kalau semua persiapan sudah dilakukan, berikut adalah langkah membuatnya:
1)     Susun bahan transparan dengan masternya. Master menghadap ke atas dan bersinggungan langsung dengan bahan. Untuk pembuatan dengan jenis transparan film, letakan film tersebut dengan yang buram melekat langsung diatas master.
2)     Masukan kedalam mesin pembuat transparan, pasangan bahan dan master diatas tertarik masuk kedalam mesin dan akan segera keluar kembali.
3)     Setelah keluar dari mesin, pisahkan antara master dan transparannya. Untuk transparan jenis bahan biasa, langsung transparan tersebut siap pakai, tetapi untuk jenis film transparan tranparex (dari agfa gevaert), langkah ini belum selesai dilanjutkan dengan:
                    Film hasil mesin copy ini dicuci dalam air dengan mesin khusus transparex dengan segera. Waktu memasukan film, bagian yang mengkilat menghadap keluar (kebawah). Bila sekali dimasukan hasilnya kurang bersih, proses ini diulang-ulang 3 atau 4 kali.
                     Bila tetap belum bersih, proses pada 2) (masuk mesin copy) harus diulang kembali dengan pengaturan pengaturan (setel dial controlnya) kearah “lighter”/kurang penyinaran. Bila hasil terlalu tipis (lemah), setel kearah “darker”. Pada gambar diperlihatkan gambar-gambar dari hasil penyinaran yang terlalu kuat, yang tepat dan penyinaran yang terlalu lemah. 
                     Untuk memudahkan penyimpanan dan pemakaiannya, hasil transparan diberi bingkai khusus yang dapat disimpan dalam map tebal (ordner).